ORANG-ORANG HEBAT SURABAYA
Hello good people!! Pada kesempatan ini kita ingin memberikan cerita-cerita tentang orang-orang hebat di Surabaya. Orang-orang hebat ini bukanlah orang-orang yang memiliki banyak kelebihan dan berjasa bagi masyarakat di Surabaya, tetapi orang-orang inilah yang selalu bersyukur atas apa yang mereka miliki dan tidak pernah mengeluh akan keadaan mereka. Mereka semua menjalani kehidupan mereka dengan ikhlas. Mereka adalah contoh nyata bahwa apapun yang terjadi kita harus selalu bersyukur dengan apa yang kita punya dan selalu ikhlas menjalani kehidupan ini.
1. Bapak Maskur, Sang Pengemis yang tak kenal lelah.
Pak Maskur adalah seorang pengemis yang tak kenal lelah. Beliau setiap hari berjalan kaki dari rumahnya yang berada di daerah Pucang menuju Gubeng. Beliau berumur 67 tahun sekarang. Diumur yang seharusnya beliau nikmati bersama keluarganya di kampung justru beliau harus pergi jauh dari keluarganya di kampung dan harus merantau ke Surabaya. Beliau berharap, ketika sudah sampai di Surabaya beliau akan mendapatkan pekerjaan yang layak dan dapat memperbaiki perekonomian keluarganya di kampung. Harapan yang tinggi dari keluarganyalah yang membuat Pak Maskur ini terus bertahan hingga sekarang. Panas teriknya matahari di siang hari dan dinginnya udara di malam hari tidak membuat beliau menyerah dengan keadaan. Hal inilah yang harus kita contoh dari kepribadian Pak Maskur yang kenal kata menyerah ini. Teruslah berjuang selama hal itu baik untuk kita dan orang sekitar dan juga apapun pekerjaan yang kita miliki sekarang teruslah bekerja keras tanpa kenal lelah untuk membahagiakan keluarga dan orang yang kita sayang.
2. Mbah Alek, Sang Penarik Becak yang selalu bersemangat.
Mbah Alek atau yang sering dipanggil Mbahlek adalah seorang penarik becak yang tinggal di daerah Kedung Carukan no. 5. Selain menjadi penarik becak, beliau juga bekerja sebagai tukang urut di daerah rumahnya. Beliau sudah menjadi penarik becak sejak tahun 1954. "Saya sudah jadi penarik becak sejak jaman Bapak kita, Bapak Soekarno" katanya. Beliau memiliki 5 orang anak yang sekarang sudah memiliki anak sendiri-sendiri. Beliau bercerita bahwa dia senang dengan pekerjaannya saat ini, karena dengan pekerjaannya ini beliau dapat bertemu dengan orang-orang banyak dan dapat mengusir rasa kesepiannya selama ini. "Saya sekarang hidup sendiri anak-anak saya sudah nikah semua. Udah punya anak semua mereka jadi jarang jenguk saya" katanya. Beliau berkata bahwa umur itu tidak mengahalangi kita untuk bekerja. "Saya memang sudah tua tapi semangat saya masih muda"katanya. Semangat inilah yang harus kita contoh dari kepribadian Mbah Alek ini. Meskipun diumur yang seharusnya beliau istirahat dan menikmati masa tuanya, beliau rela bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri.
3. Ibu Kristin, Sang Wonderwoman untuk anaknya
Ibu Kristin yang hidup di Surabaya ini bersama sang anak Maria. Ibu Kristin ini berjuang bersama anaknya berjualan sempol dan kerupuk rambak. Beliau berjualan dengan menggunakan sepeda bersama anaknya. Beliau hidup di daerah Karang Empat, Surabaya. Beliau hidup sendiri bersama anaknya sejak beliau hamil 7 bulan. "Kita sebagai perempuan tidak boleh bergantung kepada laki-laki, kalo misal kita bergantung lalu ditinggal bagaimana nasib kita nanti? Jadi sebisa mungkin kita sebagai perempuan harus bisa hidup mandiri biar enggak ngerepotin orang lain" kata Ibu Kristin. Beliau bercerita tentang bagaimana hasil penjualan sempol dan kerupuk rambaknya tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. "Ya kalo misal kita gaada uang ya makan seadanya, misal makan nasi kerupuk sama kecap aja udah cukup" katanya. Beliau bercerita jika mereka hampir saja diusir dari kost tempat mereka tinggal karena selalu telat dan nunggak untuk membayar sewa kost. Beliau berharap jika suatu saat nanti dia dan anaknya dapat memiliki rumah sendiri dan memberikan kehidupan yang lebih layak kepada anaknya. "Saya berharap semoga anak saya bisa sukses terus hidup enak biar enggak susah-susah hidup seperti saya" harap Ibu Kristin. Dari Ibu Kristin dan anaknya kita dapat belajar bahwa kita tidak boleh hidup bergantung dengan seseorang. Kita harus bisa hidup mandiri agar tidak merepotkan orang lain.
4. Bu Sri dan Bu Toya, Sang Pahlawan Kebersihan.
Mereka adalah pekerja penyapu jalanan. Beliau sudah bekerja sebagai penyapu jalanan selama 8 tahun lebih. Beliau kerja mulai dari subuh hingga siang. Mungkin selama ini pekerjaan ini hanyalah pekerjaan biasa, tetapi aslinya pekerjaan ini adalah pekerjaan yang sangat mulia. Mereka bekerja untuk membersihkan jalanan yang selama ini kita lewati. Secara diam-diam mereka selalu diawasi oleh atasan mereka tanpa tahu siapa mereka. Hal ini yang membuat mereka harus selalu stand by agar tidak terkena teguran dari atasan. Mereka tinggal jauh dari tempat mereka bekerja. "Ya mau gimana lagi, orang kerja mah sekarang gak bisa pilih-pilih" kata Bu Sri. Mereka bekerja dengan sepenuh hati guna untuk melihat anak-anak mereka dapat bersekolah dengan layak dan mendapatkan kehidupan yang layak. Mereka rela untuk berpanas-panasan dan terkena hujan agar keluarga mereka dapat menikmati kerja keras mereka hari ini.
Dari kisah-kisah diatas kita bisa melihat pengorbanan seorang orang tua yang menginginkan keluarga mereka hidup bahagia dan sukses meskipun mereka harus bekerja dan berjuang siang-malam untuk membahagiakan keluarga mereka masing-masing. Mereka tidak ingin dianggap beban bagi keluarganya. Mereka tidak ingin bergantung kepada orang lain. Di masa tuanya mereka rela bekerja demi menghidupi keluarga masing-masing. Semangat dan kerja keras mereka inilah yang harus kita contoh dan harus diterapkan dalam kehidupan kita.
Sekian kisah inspiratif untuk hari ini, see you in another chanceđź’•
Komentar
Posting Komentar